Sulit membayangkan seseorang memilih berada di tengah samudera luas, ratusan bahkan ribuan mil dari pantai atau pulau terdekat. Apa enaknya? Sendirian di tengah lautan luas yang gelap gulita. Batas antara lautan dan langit tidak kelihatan sama sekali. Hanya bilyunan bintang bintang bertaburan di cakrawala yang kelihatan. Cahaya bintang yang kelihatan pada kita sekarang ini sebagian dipancarkan oleh bintang bintang yang sudah musnah berabad abad atau bahkan ribuan tahun yang lalu.
Seperti kita ketahui sebagian dari cahaya bintang bintang yang kelihatan ini membutuhkan ratusan bahkan ribuan tahun CAHAYA untuk mencapai bumi yang kita diami sekarang. Kecepatan cahaya adalah hampir 300.000 kilometer per DETIK. Dibutuhkan waktu "hanya" 8 menit dan tujuh belas detik buat cahaya matahari sampai ke bumi. Jarak antara bumi dan matahari adalah 149.6 juta kilometer yang relatif "dekat". Kemampuan otak manusia tidak akan dapat membayangkan luasnya cakrawala ini. Disitu kita merasa bahwa kita ini tidak lebih daripada setitik air dilautan.
Kalau ditanya apa yang menarik dan "enak"nya, secara singkat akan saya tuliskan disini mengapa dan bagaimana. Tulisan ini berdasarkan pengalaman pribadi saya. Saya kira ini tidak akan jauh berbeda dengan pengalaman dari orang orang yang memiliki pengalaman yang serupa.
Berlayar dalam kegelapan yang hampir total membuat kita seolah olah berada di dimensi yang berbeda. Supaya tidak menganggu penglihatan malam kita seluruh sumber cahaya diperahu dimatikan. Hanya sedikit cahaya kemerah merahan yang datangnya dari kompas sebagai penunjuk arah. Yang kedengaran hanya suara angin yang berembus dan deburan gelombang. Sesekali tali tali perahu menimbulkan sedikit suara ketika bergesekan. Kita mungkin ratusan bahkan ribuan mil dari manusia terdekat, dalam keadaan seperti ini manusia dengan segala persoalannya terasa tidak relevant sama sekali (salah satu alasan mengapa saya tidak membaca buku tentang sejarah atau novel di laut).
Ketika cuaca dalam keadaan baik dan layar berkembang dengan sempurna, disinilah kenikmatan yang sulit untuk ditulis atau digambarkan. Kata2 tidak akan cukup atau tidak akan bisa dapat memberikan gambaran yang sebenarnya atau apa yang kita rasakan pada waktu seperti ini. Saya merasa pada saat seperti itu dimana kita dikelilingi oleh alam semesta yang membuat kehadiran kita di tengah2nya tidak signifikan sama sekali. Kita tidak ada artinya, kita hanya dibiarkan lewat dengan peringatan. Seolah olah mengatakan, kami tidak peduli apakah kamu ini raja yang memiliki senjata nuklir atau gelandangan, kalian mengikuti aturan kami disini. Hukum adn aturan manusia tidak berlaku disini. Jadi ....nikmati saja.
Mengenai bahaya? Harus diakui potensi bahaya kelihatannya lebih besar dilaut. Kelihatannya. Penulis sendiri lebih khawatir mengendarai sepeda motor dibandingkan berlayar sendirian. Sekiranya mereka ini mengalami musibah dan menemui ajalnya dilaut, sekurang kurangnya mereka mati ketika melakukan sesuatu yang mereka pilih dan nikmati. Mirip seperti orang yang menghembuskan nafasnya terakhir ketika sedang berhubungan sek.
0 komentar:
Post a Comment