Tuesday, May 2, 2017

Filled Under: , ,

DEWA RUCI

Share
Image result for bima images



Salah satu cerita dari Mahabrata yang nengambil tempat di lautan adalah cerita Dewa Ruci. 

Keluarga Pandawa mempunyai seorang guru yang bernama Resi Durna. Selain menjadi guru Pandawa dia  juga guru bagi keluarga dari kerajaan Astina. Kedua kerajaan yang bermusuh ini sedang dalam persiapan untuk maju ke medan perang yang dikenal dengan Baratayudha. Resi Durna selalu berpihak ke Astina dan selalu mencari jalan supaya Astina untuk menang dalam perang yang mendatang ini.

Walaupun keluarga Pandawa menyadari ini, mereka masih merasa hormat atas guru mereka ini. Salah satu siasat yang digunakan oleh Resi Durna adalah memerintahkan Bima untu untuk mencari air kehidupan yang dikenal dengan tirta perwita.  Ini hanyalah salah satu cara supaya Bima tidak dapat ikut berperang nantinya. Seebagai seorang murid yang patuh, Bima menuruti segala perintah gurunya.

Pertama dia pergi ke kawah Candramuka dimana tinggal dua raksasa yang bernama Rukmuka dan Rukmakala. Ketika Bima tidak menemukan tirta perwita disitu dia mengobrak abrik Candramuka sehingga membangunkan kedua raksasa itu. Terjadi pertarungan hebat antara dua raksasa dan Bima yang berakhir dengan kekalahan kedua raksasa tadi.

Setelah mengalahkan kedua raksasa tadi, Bima yang tidak juga menemukan tirta perwita tadi, bersandar di sebatang pohon beringin.  Tiba2 dia mendengarkan suara yang ternyata suara Batara Indra mengatakan kepada Bima bahwa kedua raksasa yang dibunuh oleh Bima adalah mereka yang dihukum oleh batara Guru. Dan dia mengatakan bahwa disitu tidak ada tirta perwita dan dia disuruh untu kembali ke Astina.

Setelah kembali ke Astina dia menhadap gurunya Resi Durna yang menyatakan bahwa dia dimsuruh ke Candramuka hanyya untuk sebagai ujian saja. Kemudian Resi Durna memerintahkan Bima untu ke laut Selatan untuk mencari tirta perwita tadi.  Bima segera berangkat walaupun dia sudah diperingati oleh keluarganya baha itu hanya akal bulus Reis Durna untuk mencelakai Bima. namun Bima tetap teguh untuk menjalankan perintah guru yang sangat dihormatinya. Dia mempunyai keyakinan kuat bahwa segala yang dibuatnya adalah darma (pengabdian) yang sudah diatur.

Ketika sampai ditepi pantai timbul keraguan diiringi ketakutan akan apa yang dilakukannya. Bima memiliki kesaktian yang disebut dengan Jalasegara yang didapatkannya dari Batara Bayu, dimana dia mampu memasuki laut dan hidup dibawah air. Tidak lama kemudiandia terlibat pertarungan dengan seekor naga raksasa yang hampir membunuhnya sebelum akhirnya berhasil membunuh naga tadi dengan kuku Pancanakanya.

Bima kemudian bertemu dengan seorang dewa yang tubuhnya hanya sebesar telapak tangan yang bernama Dewa Ruci. Dewa Ruci memerintahkan Bima untuk masuk kebadannya melalui telinga kirinya yang kedengarannya seperti suatu hal yang mustahil. Tetapi kettika Bima masuk melewati telinga kiri Dewa Ruci, dia menemukan suatu dunia yang maha luas. Kemudian Dewa Ruci mengatakan bahwa air kehidupan itu tidak ada di mana mana kecuali di diri manusia itu sendiri.

Didepan Bima kelihatan empat warna yaitu merah, utih, kuning dan hitam. Dewa Ruci berkata, "Yang pertama kau lihat cahaya, menyala tidak tahu namanya, itu Pancamaya yang sesungguhnya ada dihatimu, itu yang memimpin dirimu, maksudnya hati. itu disbut muka sifat yang menuntun kepada sifat lebih. Itu merupakan hakikat sifat itu sendiri. Lekas pulang dan jangan berjalan. Selidikilah rupa itu dan jangan ragu, untuk hai tinggal, mata hati itulah., menandai pada hakikatmu, sedangkan yang merah, hitam, kuning dan putih itu adalah penghalang hati.

Yang hitam kerjanya hanya mara, murka yang hanya akan menutupi perbuatan baik. Yang merah menunjukkan nafsu yang baik. Segala keinginan keluar dari situ, panas hati, mennutupi hati yang sadar kepada kewaspadaan.

Yang kuning hanya suka merusak sedangkan yang putih berarti nyata, hati yang tenang suci tanpa berpikiran itu, perwira dalam kedamaian. Sehingga hitam, kuning dan merah adalah penghalang pikiran dan kehendak yang abadi, persatuan Sukma Mulia.








0 komentar:

Post a Comment