Sunday, May 7, 2017

Filled Under:

TERUSAN PANAMA , PENGALAMAN PRIBADI

Share


Image result for panama canal, image


Terusan Panama seperti yang kita pelajari di sekolah adalah terusan yang menghubungkan samudera Pasifik dan samudera Atlantik. Terusan yang panjangnya sekitar 77 kilometer awalnya dibangun tahun 1881 oleh Ferdinand de Lesseps dari Perancis. Dia adalah orang yang membangun terusan Suez dan menara Eiffel di Paris. Projek ini terhenti oleh sebab banyaknya yang meninggal dunia ( malaria dan penyakit tropis lainnya), masalah teknis dam dana.

Amerika Serikat melanjutkannya pada tahun 1904, dan kemudian berhasil menyelesaikannya  tahun 1914. Pada sa'at itu pembuatan Terusan Panama ini adalah projek yang terbesar, paling sulit dan memakan biaya yang paling besar. Terusan ini harus melewati medan yang sangat sulit seperti hutan lebat dan dataran tinggi. Dengan adanya Terusan Panama, kapal kapal tidak perlu lagi mengitari Amerika Selatan yang sangat berbahaya dan sangat jauh (sekitar 8000 mil).

Untuk melewati perbukitan mereka harus membuat tiga pintu air yang "mengangkat" kapal setinggi 26 meter dari permukaan air laut. Kapal "diturunkan " dengan menggunakan cara yang sama yaitu dengan pintu air setelah melewati sebuah danau buatan yang besat (Gatun Lake). Ketika diambil alih oleh Amerika sekitar 56 ribu orang dipekerjakan untuk projek ini. Sekitar 5600 orang meninggal dunia oleh berbagai sebab (jumlah yang meniggal dunia waktu di kerjakan pihak Perancis mencapai 20 ribu orang). Sekitar 3.4 juta kubik meter semen dipakai untuk membangun terusan ini. Sekitar 240 juta kubik batu2 dan tanah harus digali.

Penulis mendapat lima kesempatan berlayar melalui terusan ini. Tiga kali dengan menggunakan kapal pesiar yang besar, dan dua kali menggunakan perahu layar kecil yang ukuran panjangnya hanya sekitar 12 meter. Dua pengalaman yang jauh berbeda.

Pertama kali penulis melayari Terusan Panama ini ketika penulis bekerja sebagai awak kapal S.S. Rotterdam yang ketika itu dalam pelayaran mengelilingi dunia. Ke dua kalinya dengan kapal yang sama dalam pelayaran mengelilingi Amerika Selatan. Ke tiga kalinya sebagai awak kapal S.S.Veendam yang dalam pelayaran mengelilingi dunia. Dalam kesempatan ini penulis hanya menjadi penonton. Diperkirakan sekitar 14 ribu kapal menggunakan terusan ini setiap tahun.

Ke empat dan ke lima kalinya penulis melayari dengan perahu layar dimana penulis secara aktif ikut menangani pelayaran tersebut. Terakhir penulis melayari perahu layar milik penulis sendiri. Sedangkan dalam pelayaran ke empat penulis membantu melayarkan perahu layar milik seorang Perancis.

Sebelumnya perahu atau kapal harus mendaftar di Panama Canal Authorities. Mereka kemudian mengirimkan seorang pegawai mereka untuk mengukur perahu ataau kapal. Berdasarkan ukuran itulah mereka menentukan tarif yang harus dibayar. Jumlah tarif yang terbesar adalah 450 ribu dollar untuk kapal yang terbesar dan jumlah yang terkecil dibayar adalah 36 sen yang dibayar oleh seorang petualang, Richard Halliburton, yang berenang sepanjang terusan ini pada tahun 1928.

Setelah kita membayar Transit fee tadi mereka akan memberitahukan kepada kita waktu yang ditentukan untuk kita melintasi terusan ini. Kita juga diminta untuk menyiapkan alat2 yang dibutuhkan seperti panjang tali dan ukuran tali, dapra untuk menahan benturan (kami menggunakan ban mobil bekas untuk ini) dan enam orang untuk menangani tali2. 

Untuk menangani tali2 (line handler) ini kita bisa  menyewa tenaga setempat. Untuk menghemat biaya saya minta bantuan dari kapal2 layar lain. Kami saling bergantian. Selain menghemat biaya (hanya diberi makan dan ongkos bis untuk kembali ke Colon dimana kami bermulai), mereka juga sudah terbiasa dengan perahu layar (mereka sendiri memiliki perahu layar yang menunggu giliran untuk melintasi terusan).

Setiap perahu atau kapal disiapkan seorang pandu yang disediakan oleh pihak Terusan Panama. Kami bekerja berdasarkan instruksi mereka. Biasanya mereka yang diserahi tugas untuk menangani perahu layar atau perahu kecil lainnya adalah mereka yang masih baru dan belum begitu berpengalaman. Ini sempat menimbulkan masaalah ketika penulis berada dikapal layar milik orang Perancis.

Image result for panama canal, image

Pada hari yang telah ditentukan kami sudah siap berada ditempat yang telah ditentukan. Saya menambat perahu saya di sebuah tug boat (lebih aman begitu) tali diikatkan sekokoh mungkin. Yang paling berbahaya adalah ketika memasuki pintu air pertama.  Yang menangani tali2 yang menghubungi perahu dengan pengikat yang ada diatas dinding terusan harus cekatan dan kuat (tali harus tetap dipegang dengan tangan). 

Tali tidak boleh dibiarkan kendor sama sekali. Volume air yang memasuki area anatara pintu pertama dan kedua sangat besar dan kuat sekali. Banyak kecelakaan disini terjadi ketika tali terlalu kendor dan perahu terdorong ketengah dan membentur tembok atau kapal lain. Ini terjadi agak cepat. 

Bagi kapal kapal besar digunakan "tractor" kecil yang biasa dipanggil "donkey" (keledai) untuk menarik kapal dengan kabel baja. Mengingat lebar terusan melewati pintu pintu air itu terbatas, pembuat kapal membatasi lebar kapal sesuai dengan ukuran lebar terusan tadi. Untuk menampung kapal kapal yang ukurannya semakin besar dengan meningkatnya volume perdagangan, telah dibangun dan dioperasikan terusan yang lebih besar lagi (disamping yang lama).

Perahu layar atau perahu lainnya yang kecepatannya kurang dari 7 knot diharuskan menginap semalam di danau Gatun berhubung untuk perahu kecil mereka tidak dizinkankan melewati terusan di malam hari. Berhubung perahu saya baru saja turun mesin, kecepatannya harus dibatasi.

Perjalanan "menurun" melewati tiga pintu jauh lebih mudah dibandingkan sebelumnya. walaupun begitu pengatur tali tetap harus waspada. Perahu layar berhubung konstruksinya tidak sekuat kapal komersil terhitung agak rentan dengan sedikit benturan.

Setelah melewati di bawah jembatan Amerika yang membentang tidak jauh dari kota Cristobal perjalananpun berakhir. Di Barat terbentang Samudera yang maha luas.
.

0 komentar:

Post a Comment