Tuesday, April 25, 2017

Filled Under:

CAPE HORN, TANJUNG YANG PALING MENAKUTKAN

Share
Bagi pelaut2 terutama yang menggunakan layar, tanjung ini merupakan Gunung Everest bagi pendaki gunung. Tanjung yang terletak di ujung Selatan benua Amerika ini dikenal sebagai perairan yang paling ditakuti. Dengan frekuensi angin badai yang sangat tinggi dengan gelombang2 raksasa dan arus yang sangat kuat membuat tempat ini dikenal dengan nama lain yaitu kuburan bagi kapal kapal dan pelaut pelaut.

Sebelum dibangunnya Terusan Panama kapal2 yang berlayar dari Samudera Atlantik menuju ke Samudera Pasifik tidak ada pilihan lain kecuali melewati Cape Horn yang sangat berbahaya ini. Setelah terusan Panama beroperasi pada tahun 1918 boleh dikatakan jumlah kapal2 yang melewati wilayah ini turun drastis. Rute ini masih digunakan bagi pelaut2 yang dalam perlombaan pelayaran mengelilingi dunia.


  Image result for cape horn images



Pelaut2 ini, terutama pelaut2 yang berlayar sendirian merupakan grup yang sangat elite. Selain memiliki ketahanan fisik, pengetahuan tentang teknik berlayar sendirian, mereparasi segala kerusakan selama pelayaran, mereka memiliki mental yang sangat hebat untuk bisa bertahan di alam yang tidak selalu besahabat. 

Mereka harus melewati tanjung ini sebagai salah satu persyaratan lomba perahu layar mengelilingi dunia. Aada lima tanjung yang harus dilalui. Lebih banyak banyak manusia yang dikirim keluar angkasa dibandingkan dengan pelaut solo yang telah berhasil melewati tanjung ini. 

Bagi pelaut2 terutama yang coba berlayar dari Timur ke Barat ini merupakan tantangan yang paling berat yang mereka hadapi. Tidak ada tempat lain didunia yang lebih ditakuti selain tanjung ini. Dizaman dulu pelaut yang telah melewati tanjung ini diberikan hak untuk memakai anting di telinga kiri mereka. Mereka ini sangat dihormati oleh para pelaut2 lain. 

Tidak jarang kapal2 layar zaman dahulu setelah gagal mencoba melewati tanjung ini terpaksa berputar arah dan menuju ke Samudera Pasifik dengan melewati Samudera Atlantik, Samudera Hindia sebelum memasuki Samudera Pasifik. Ini menambah jarak belasan ribu mil dan waktu berbulan bulan.


Salah satu kapal layar yang kemudian menjadi terkenal (banyak film dibuat tentang apa yang terjadi dikapal ini dan sesudahnya) setelah terjadi pemberontakan di kapal tersebut (H.M.S. Bounty), menghabiskan waktu sekitar sebulan untuk melewati tanjung ini sebelum Kaptennya (Captain Bligh) akhirnya menyerah dan menggunakan rute yang jauh lebih aman tetapi lebih jauh. Seperti diketahui kapal layar zaman dahulu sangat sulit berlayar berlayar sekiranya angin datang dari depan.




Image result for cape horn map images

Beberapa alasan mengapa cuaca disini pada umumnya sangat buruk. Salah satunya lokasi tempat ini ada di wilayah yang dikenal sebagai "roaring forties" Ini adalah perairan yang ada di baway garis 40 derajat lintang Selatan. Dibagian bumi iini tidak ada pulau2 yang menghalangi tiupan angin dari Barat ke Timur sehingga angin bertiup dengan leluasa tanpa halangan.  Sekiranya "roaring forties" ini sudah sangat berbahaya, ini belum seberapa dibandingkan dengan "screaming fifties" (dibawah 50 derajat Lintang Selatan). 

Ketika kecepatan angin mencapai kecepatan tertentu, ini akan menimbulkan suara2 terutama di kapal atau perahu yang menggunakan kabel kawat atau tali. Bertambah kecepatan, bertambah pula volume suara2 tadi. Wilayah disebut "roaring forties" berada dibawah Lintang Selatan dibawah garis 40 derajat dimana frekwensi angin kencang sangat tinggi. Angin yang melebihi kecepatan 40 knot perjam menimbulkan suara seperti "roar" atau auman. 


Sedangkan "screaming sixties" adalah wilayah perairan dibawah Lintang Selatan 60 derajat dimana frekwensi dan kecepatan angin bahkan lebih tinggi dibandingkan dari "roaring forties". Angin2 diatas kecepatan 50 atau 60 knot akan menimbulkan suara "jeritan" atau screaming. Penulis sebagai seorang yang pernah mengalaminya, suara ini sangat MENAKUTKAN dan MENYERAMKAN! 

....bersambung

0 komentar:

Post a Comment